Negeriku surga sang budaya, mati satu tumbuh seribu.


Negeriku, berjejer pulau surga sang-budaya, berlarik sang pejuang. mati satu tumbuh seribu, kisah tuan “Mahapatih Gajah Mada” dengan sumpah palapa, Nusantara, Indonesia adalah satu jiwa dua nama. pendekar, penyihir, politisi, dan koruptor adalah anak ibu Pertiwi. lahir dengan misi yang berbeda, ambisi yang berbeda, dan solusi yang berbeda.

Berkumpul pendekar beradu pedang dan strategi, mati bercucur darah adalah kehormatan abadi. berkumpul penyihir mengubah hitam jadi putih tapi tak jarang mengubah Putih menjadi hitam. berkumpul politisi bercerita tentang keadilan tanpa tuntas, dan angan tanpa batas. berkumpul koruptor menghalalkan segala cara, merebut hak yang tak pantas. 

“Kataku,” Negeriku penuh lautan drama, satu episode belum cukup menceritakan alur cerita kisahnya. Episode satu belum tuntas bahagia, muncul episode dua dengan polemik yang berbeda. mungkin anganku Negeri damai hanya sebatas mimpi, entah esok akan hadir revolusi besar membawa segenap wahana perubahan. “Semoga saja”

Hidup ini laksana aksara katanya, membutuhkan huruf untuk menjadi kata. begitupun manusia membutuhkan teman untuk menjadi kita. Jika misi mempersatukan Negeri dilandaskan Pada konsep saling butuh tak menjatuhkan, Maka temukan Negeriku pada konsep keadilan. Bila pemimpin terlalu tangan besi mungkin saja demokrasi akan mati, jika dibiarkan dengan dalih kebebasan, Negeriku bisa jadi lautan anarki.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Negeriku surga sang budaya, mati satu tumbuh seribu."

Posting Komentar