Perempuanku

 



    Perempuan adalah makhluk yang lemah namun juga melemahkan. Memiliki hati yang lembut dan sensitif, mereka adalah perasa yang baik. Lelaki sering berkata bahwa perempuan adalah tulang rusuk yang bengkok, jika diluruskan dengan paksa maka akan patah. Dan jika tidak diluruskan ia akan bengkok selamanya. olehnya kehidupan lelaki tak pernah terlepas dari peran perempuan. Namun tidak jarang pula timbul sebuah perselisihan antara laki-laki dan perempuan akibat gaya berpikirnya. Cara berpikir laki-laki to the point, sementara gaya berpikir perempuan eksploratif. Lelaki menganggap perempuan bertele-tele, cerewet, dan selalu paling benar. Sedangkan perempuan menganggap laki-laki suka menyalahkan, dan tidak peka. Masalah ini bisa diselesaikan dengan indah apabila dikolaborasikan namun akan sangat fatal apabila dikonfrontasikan.
    Kisah perempuan pertama dimuka bumi ini harusnya mampu menjadi inspirasi bagi kaum perempuan. Bagaimana ia menjadi pelipur lara, dan pengobat kerinduan bagi Adam AS. Perempuan pertama ini adalah Siti Hawa. atau disebut dengan Ummul Basyar yang berarti “Ibu Umat Manusia” diciptakan oleh Allah SWT setelah diciptakannya Nabi Adam AS. Sebagaimana dalam surah An-Nisa, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkkan laki-laki dan perempuan yang banyak.”(QS. An-Nisa:1)
    Perempuanku, engkau adalah segalanya. Engkau dituntut untuk memeluk kekurangan dan aib keluarga. Dituntut sholehah, cerdas dan selalu menarik. Dituntut sempurna menjadi bidadari suami dan madrasah pertama keturunannya. Sungguh begitu mulianya dirimu yang selalu dituntut untuk menjaga keseimbangan bahtera rumah tangga. Dan kepadamu lelaki, perlu engkau pahami semua hal tersebut tak terlepas dari peranmu menempatkan diri sebagai pemimpin, penuntun dan pelindung perempuanmu.
    Laki-laki hebat dimata perempuan bukanlah yang mampu berlayar dari hati satu kehati yang lain. Tetapi laki-laki yang mampu bersetia pada satu hati untuk menunjukkan keabadian rasa terhadap perempuan. Serta ia yang mampu bertanggung jawab secara materi, religi, psikologi, emosional, dan fasilitas untuk perempuannya. Laki-laki harus mampu memberikan warna dalam kehidupan perempuan. Olehnya, sangat tepat apa yang dikatakan oleh petuah kita dahulu, bahwa laki-laki harus menjadi hebat sebab ia akan menjadi suami dan ayah untuk anak-anaknya. Dan perempuan harus menjadi cerdas sebab ia akan menjadi istri dan ibu untuk anak-anaknya.
    Tak jarang kita mendengar dan melihat perempuan sakit jiwanya. Tubuhnya mungkin Nampak sehat tapi sangat jelas terlihat ketidakstabilan psikologis dan emosionalnya. Ataukah akhlaknya yang menyejukkan tetapi fisiknya ringkih dan sakit-sakitan. Perempuan sering kali terluka dalam diam, lalu semuanya hancur, Ia ditindas secara dingin oleh lelakinya. Bentuk dari penindasan ini adalah, lelaki suka main tangan, lelaki lalai dalam menafkahi, lelaki yang gila terhadap perempuan-perempuan lain, lelaki yang tak tahu memimpin, menuntun, dan melindungi. Serta yang paling fatal adalah lelaki yang jauh dari agama.
    Sudahlah rusak badan karena mengandung, karena melahirkan, dan karena lelakinya. Masih pula berjuang tanpa lelah, berjuang tanpa pamrih, dan berjuang dengan ikhlas untuk anak dan lelakinya. Sehingga sangat tepat apa yang pernah dikatakan oleh Rasulullah SAW ketika seorang laki-laki bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)
    Perempuanku, pantas saja kau lebih cepat terlihat tua. Surga dijanjikan ditelapak kakimu, namun ancaman neraka juga ditakdirkan banyak dipenuhi oleh kaummu. Perempuan oh perempuan begitu banyak yang harus kau taklukkan dengan segala tantangannya. Semoga lelahmu mampu terbayarkan pada taman kehidupan lewat taman kematian kelak. Aamiin.

    

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perempuanku"

Posting Komentar